Rumor bahaya susu kedelai beredar dari tahun-ke-tahun di masyarakat Indonesia. Namun beberapa pakar kesehatan menyatakan bahwa susu kedelai adalah salah satu cara mengurangi (atau menyembuhkan) penyakit pada Ginjal dan Monopause. Tetapi ada klaim yang menyatakan bahwa susu kedelai mempunyai dampak buruk bila dikonsumsi, semisal menjadi Gay atau resiko kanker tenggorokan, kerongkongan, pankreas, payudara maupun endometrium.
Beberapa ahli menyatakan bahwa kampanye anti kedelai telah keterlaluan. Kenneth D.R. Setchell, PhD, peneliti dan professor pediatric di RS Anak Cincinnati, mengatakan bahwa ketakutan bahwa susu kedelai menyebabkan problem pertumbuhan adalah tidak berdasar sama sekali. Dia menunjukkan bahwa penelitian yang menyebabkan kehebohan di New Zealand ternyata dilakukan 'pada binatang', bukan manusia. Dia juga menyatakan, walau kedelai menyebabkan gangguan endokrin pada binatang, cara metabolisme tubuh manusia dalam mencerna kedelai sangat berbeda.
D.R. Setchel juga menyatakan, bila susu formula dari kedelai menyebabkan masalah, para ahli kesehatan pasti sudah menemukannya sekarang. Susu kedelai telah dikonsumsi balita selama berabad abad di negara-negara Asia, menurut AAP, dan di negara ini (Amerika) sejak tahun 1909.
Pendapat D.R. Setchell juga di dukung oleh seorang dokter pedriatic (dokter anak) Inggris, Charles Essex, MD. yang menulis di British Medical Journal pada tanggal 31 Agustus 1996, bahwa secara nyata, tidak ada data mengenai efek pyhtoestrogens pada anak-anak. Dia juga mencatat bahwa jarang ada laporan dokter anak mengenai balita laki-laki yang menumbuhkan ciri kewanitaan atau payudara, akibat susu formula dari kedelai. Memang dia juga mengakui bahwa efek jangka panjang dari kedelai tidak diketahui. Ingat, 'jangka panjang'.
Dari penelusuran Admin dan Kontributor Indonesian Hoaxes sendiri, Klaim Bahaya Susu Kedelai ini hanyalah Propaganda saja. Mungkin Persaingan Produk atau hal lain. Menurut kami, apapun jika dikonsumsi secara berlebihan, akan berdampak negatif bagi tubuh, meskipun hanya Air Mineral biasa.
Tetapi kami sekedar meluruskannya, karena Penilaian kembali kepada Anda masing-masing.
Jadi manakah yang benar menurut pendapat Anda?
(Silahkan anda sendiri yang menilainya dengan bijak)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar