Rabu, 19 Maret 2014

Filter Rokok Mengandung Darah Babi!

To the point,

Pernyataan tersebut tidak salah dan tidak sepenuhnya benar. Kami tidak membahas masalah analisa kandungan filter rokok, karena bagaimanapun, rokok adalah salah satu biang penyakit, dan ini fakta.

Namun yang ingin kami ungkapkan disini, bahwa Rokok apapun yang dijual bebas secara resmi di Indonesia (baik Impor atau Ekspor) "TIDAK MENGANDUNG DARAH BABI".

Jika Anda ke Belanda, ya benar, ada perusahaan Rokok yang memakai bahan berasal dari Darah Babi, tetapi di Indonesia kami rasa tidak mungkin.

Berikut ulasannya :

Isu ditemukannya darah babi dalam filter rokok memang mengundang berbagai reaksi. Namun, menurut Gabungan Perserikatan Pabrik Rokok Indonesia (GAPPRI), tuduhan yang disampaikan oleh Ketua Komnas Pengendalian Tembakau (Komnas PT) Hakim Sorimunda Pohan, isu darah babi dalam filter rokok hanya sebuah kebohongan publik yang disengaja.

Berdasarkan hasil riset dari Lembaga Penelitian Pengkajian Obat dan Makanan Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) menegaskan bahwa filter rokok yang beredar di Indonesia tidak ada yang mengandung darah babi.

Menurut Sekretaris Jenderal GAPPRI, Hasan Aziz, isu darah babi pada filter rokok muncul di Indonesia dan juga Australia mulai tahun 2010 lalu. Sejak isu tersebut beredar luas, LPPOM MUI melakukan penelitian terhadap filter rokok baik lokal maupun impor.

“Hasil riset LPPOM MUI terhadap filter rokok yang beredar di Indonesia, tidak ada yang mengandung darah babi, dan itu sudah dirilis resmi MUI. Kesimpulan penelitian LPPOM MUI sebenarnya menjadi jawaban atas tudingan yang tidak benar ketika itu,” ungkap Hasan dalam siaran pers.

Sebelumnya, Hakim Sorimudan membuat pernyataan seperti itu dalam kampanye anti rokok yang dihadiri ratusan PNS, pengelola hotel, restoran, dan juga tempat-tempat umum. Acara itu juga dihadiri oleh Wali Kota Banjarmasin pada hari Rabu 26 Juni 2013.

Dengan merujuk pernyataan Profesor Kesehatan Masyarakat Universitas Sydney, Simon Chapman, Hakim mengatakan terdapat 185 perusahaan rokok di negara Belanda yang menggunakan hemoglobin (Hb) Babi sebagai bahan pembuat filter rokok.

Kemungkinan besar GAPPRI akan membawa kasus tersebut ke jalur hukum jika Hakinm Sorimunda tidak mencabut pernyataannya.

Setelah melakukan kajian cukup lama, Majelis Ulama Indonesia (MUI) angkat bicara soal filter rokok yang diduga mengandung darah babi. MUI memastikan, seluruh rokok lokal dan impor yang ada di Indonesia negatif mengandung darah babi.

"Di Indonesia, berdasarkan hasil kajian kami, seluruh rokok yang lokal, impor yang ada di Indonesia semuanya negatif. Tetapi, ini bukan berarti boleh merokok ya," kata Direktur Eksekutif Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika (LPPOM) Majelis Ulama Indonesia (MUI), Lukmanul Hakim, sambil tertawa.

Hal ini disampaikan dia di kantor MUI, Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat, Selasa (18/5/2010). Menurut dia, MUI sudah melakukan sampling terhadap produsen dalam negeri dan lokal. "Kami sudah melakukan sampling. Kami sudah teliti. Bahkan, terhadap yang TIDAK PAKAI FILTER," ujar Lukmanul. Namun, Lukmanul belum dapat memastikan apakah semua rokok impor yang berada di Indonesia sudah diteliti.

"Kami tidak paham, apakah sampling yang kami lakukan terhadap rokok impor, sudah mewakili SELURUH ROKOK IMPOR yang ada di Indonesia," ujar Lukmanul.

Ada berapa yang disampling?

"Semua merek rokok, RATUSAN. Kita akan lakukan sampling tahap kedua untuk rokok impor," kata Lukmanul.

Lukmanul mengatakan, informasi tentang rokok mengandung darah babi dimulai di Belanda.

"Ada yang melacak, babi perginya ke mana. Ternyata, darah babi ada yang lari ke filter rokok. Hal ini logis, karena hemoglobin secara ilmiah menyerap racun. Di Yunani, sudah ada produsen rokok yang mengaku memakai hemoglobin," papar dia.

Jadi faktanya di Indonesia tidak ada Filter Rokok yang memakai HEMOGLOBIN (Mengandung darah babi). Maka dari itu, Jangan didramatisir ya

Meski demikian, Admin tidak mengharapkan Anda merokok. Meskipun anda perokok, harap hormati orang di sekitar anda.

Semoga bermanfaat, terimakasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar